Institut Teknologi Bandung (ITB) menegaskan telah melakukan koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak terkait kejadian penangkapan salah satu mahasiswinya. Dalam pernyataannya, Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Nurlaela Arief, menyampaikan bahwa pihak kampus berkolaborasi dengan aparat kepolisian serta Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IOM) untuk menangani permasalahan ini dengan serius. Selain itu, ITB berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada mahasiswi yang bersangkutan dalam masa sulit yang sedang dihadapinya.
“Kami tetap memberikan pendampingan bagi mahasiswi tersebut selama proses ini berlangsung,” kata Nurlaela, menekankan bahwa dukungan kampus adalah bagian dari tanggung jawab mereka.
Orang tua dari mahasiswi yang terlibat juga telah hadir di kampus untuk menyampaikan permintaan maaf resmi kepada pihak universitas. Keberanian orang tua untuk datang dan berkomunikasi langsung menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap situasi yang dihadapi oleh putri mereka.
“Pihak orang tua sudah menyampaikan permintaan maaf kepada kami dan kami menghargai keterbukaan mereka,” ungkap Nurlaela, menambahkan bahwa pendekatan seperti ini sangat penting dalam membangun komunikasi yang baik antara universitas, orang tua, dan mahasiswa.
ITB menegaskan kembali komitmennya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai akademik dan kebebasan berekspresi dengan tetap menjunjung tinggi etika dan proses hukum yang adil. Kampus menekankan pentingnya menjaga integritas akademik sambil mengingatkan bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab terhadap tindakan yang diambil, terutama dalam konteks publik.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, ITB mengimbau semua anggota sivitas akademika untuk lebih bijaksana dalam menggunakan media sosial. Kesadaran akan etika digital sangat penting terutama dalam dunia yang semakin terhubung ini. “Kami mengajak seluruh keluarga besar ITB untuk memperhatikan nilai-nilai dan etika dalam setiap unggahan yang mereka lakukan di platform digital,” tegas Nurlaela.
Kampus menyadari bahwa keterlibatan dalam media sosial tidak dapat dihindari, namun menciptakan kesadaran akan pentingnya literasi digital adalah langkah vital. Mengingat peran krusial media sosial dalam kehidupan sehari-hari, ITB menyerukan agar setiap individu berpikir matang sebelum membagikan informasi. Hal ini termasuk memahami dampak dari unggahan yang bisa berpengaruh tidak hanya kepada diri sendiri, tetapi juga kepada orang lain dan reputasi institusi.
Dari kejadian ini, diharapkan menjadi pelajaran bagi seluruh sivitas akademika untuk lebih bijak dan bertanggung jawab dalam berinteraksi di dunia maya. Komunikasi yang baik dan pemahaman yang mendalam tentang tanggung jawab sosial di era digital ini menjadi sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan saling menghargai di kalangan mahasiswa, dosen, dan orang tua.