Dalam era digital yang terus berkembang, dunia transaksi keuangan pun mengalami transformasi signifikan. Salah satu tren yang semakin terlihat adalah penggunaan mata uang kripto sebagai metode pembayaran di berbagai sektor, termasuk restoran cepat saji. Steak ‘n Shake, misalnya, berencana untuk ikut dalam tren ini, mengikuti jejak restorasi cepat saji lainnya yang telah lebih dulu mengadopsi pembayaran kripto.
Sejak 2022, Chipotle, salah satu pemain besar di industri makanan cepat saji, telah memimpin langkah ini dengan mengizinkan pembayaran dalam hampir 100 jenis mata uang kripto melalui kerjasama dengan platform Flexa. Ini mencakup mata uang populer seperti Bitcoin, Ether (ETH), dan Solana (SOL). Chipotle menunjukkan bahwa inovasi dan adaptasi terhadap teknologi dapat memberikan pengalaman baru bagi pelanggan.
Selain itu, Subway telah menjadi salah satu pelopor dalam hal ini. Sejak 2013, restoran sandwich tersebut telah melakukan uji coba pembayaran Bitcoin di beberapa gerainya, yang menunjukkan komitmen mereka terhadap teknologi baru. Dengan langkah ini, Subway tidak hanya mendemonstrasikan adaptabilitas mereka, tetapi juga memberikan pengalaman unik bagi penggemar kripto yang ingin menikmati makanan cepat saji sembari menggunakan asset digital mereka.
KFC di Kanada juga ikut meramaikan tren ini dengan promosi “Bitcoin Bucket” pada tahun 2018, memungkinkan pelanggan untuk membeli ayam dengan menggunakan Bitcoin. Hal ini menunjukkan kepiawaian bisnis dalam memanfaatkan peluang yang ada untuk menarik perhatian konsumen muda yang semakin akrab dengan dunia digital.
McDonald’s, di sisi lain, telah menerima pembayaran kripto di Lugano, Swiss, sebagai bagian dari inisiatif kripto lokal. Ini menunjukkan bahwa bahkan merek makanan cepat saji terbesar di dunia pun mengakui potensi mata uang digital dalam mempengaruhi kebiasaan belanja konsumen.
Burger King juga bergabung dengan kereta musik ini dengan menerima kartu hadiah kripto serta pembayaran langsung menggunakan kripto di beberapa negara, termasuk Jerman, Belanda, dan Venezuela. Keputusan ini memperlihatkan bagaimana restoran cepat saji berusaha untuk terhubung dengan generasi muda yang lebih memilih transaksi digital dibandingkan uang tunai tradisional.
Bahkan, di New York City, momen menarik terjadi ketika Donald Trump membeli burger menggunakan Bitcoin di sebuah bar. Ini menjadi sorotan banyak pihak dan semakin memperkuat gambaran bahwa kripto bukan hanya alat investasi, melainkan juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti pembelian makanan.
Perubahan pola pembayaran ini tidak hanya sekedar tren sementara, tetapi juga mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam cara kita bertransaksi. Di tengah meningkatnya ketergantungan pada teknologi dan kripto, restoran cepat saji perlu menyesuaikan diri agar tetap relevan dan menarik bagi konsumen modern yang selalu mencari inovasi. Dengan adopsi kripto, mereka tidak hanya menawarkan convenience, tetapi juga menanamkan rasa keterhubungan dengan pasar yang lebih luas.
Seiring berlanjutnya adopsi kripto di industri makanan cepat saji, kita bisa mengharapkan inovasi lebih lanjut yang akan memperkaya pengalaman pelanggan. Pendekatan baru ini menciptakan peluang menarik bagi kedua belah pihak — pengusaha dan konsumen — untuk menjelajahi cara baru dalam bertransaksi dan menikmati makanan favorit mereka. Dengan semua perubahan ini, jelas bahwa era digital membuka pintu bagi banyak kemungkinan yang sebelumnya tidak terbayangkan, menjadikan dunia sekarang semakin menarik untuk dijelajahi.