www.wartafakta.id – Ketidakpastian ekonomi global seringkali memberikan dampak yang signifikan pada pasar saham domestik. Dalam konteks ini, keadaan pasar di Indonesia baru-baru ini menunjukkan tanda-tanda positif, memberi harapan baru bagi para investor.
Dalam beberapa minggu terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami lonjakan yang mencolok. Hal ini tidak terlepas dari rangkaian faktor yang menguntungkan yang melatarbelakanginya, termasuk aktivitas initial public offering (IPO) yang meningkat.
Pada periode 7-11 Juli 2025, IHSG mencatatkan kenaikan sebesar 2,65%, menutup perdagangan pada angka 7.047,43. Ini merupakan pemulihan signifikan setelah penurunan pada pekan sebelumnya, yang berkisar pada 6.865,19.
Faktor Pendorong Kenaikan IHSG yang Perlu Diketahui
Salah satu faktor utama yang mendukung kenaikan IHSG adalah adanya euforia yang menyertai delapan emiten yang melakukan IPO secara bersamaan. Para investor menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap penawaran saham ini, yang berkontribusi pada lonjakan harga saham.
Selain itu, data makro ekonomi Indonesia juga menunjukkan sisi positif. Cadangan devisa yang stabil dan indeks kepercayaan konsumen yang tidak terganggu meskipun terjadi penurunan penjualan kendaraan bermotor memberikan gambaran optimis bagi para pelaku pasar.
Data inflasi dari negara lain, terutama China, juga memengaruhi pergerakan IHSG. Ketika inflasi di China menunjukkan tren peningkatan, hal ini cenderung menarik perhatian investor untuk berinvestasi di pasar yang dianggap lebih aman seperti Indonesia.
Perkembangan Ekonomi Global yang Berpengaruh
Sebagai tambahan, informasi mengenai kebijakan ekonomi di Amerika Serikat turut memberikan dampak. Pengesahan undang-undang One Big Beautiful Act (OBBBA) menjadi sorotan, di mana banyak yang berharap kebijakan tersebut akan mendatangkan hasil positif bagi ekonomi global.
Namun, tantangan tetap ada, terutama dengan adanya rencana AS untuk mengenakan tarif impor tambahan. Kebijakan ini dapat mempengaruhi hubungan dagang dan keyakinan pasar di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Selama periode yang sama, meskipun IHSG sedang mengalami kenaikan, investor asing masih melakukan aksi jual. Mereka menjual saham senilai Rp 1,87 triliun, meskipun jumlah ini menurun dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp 2,77 triliun.
Aktivitas Transaksi di Bursa yang Meningkat Signifikan
Kenaikan IHSG juga sejalan dengan peningkatan aktivitas transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rata-rata frekuensi transaksi harian meningkat 9,77% menjadi 1,14 juta kali. Ini menunjukkan meningkatnya minat investor untuk berpartisipasi dalam pasar saham.
Nilai transaksi harian juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan kenaikan 6,65% menjadi Rp 11,08 triliun. Hal ini mencerminkan validitas dari tren bullish yang terjadi saat ini.
Volume transaksi harian juga mencatatkan pertumbuhan, dengan angka mencapai 20,09 miliar saham, meningkat 3,34%. Ini menunjukkan bahwa perdagangan di bursa semakin aktif dan dinamis.
Dengan semua faktor yang ada, harapan untuk kestabilan dan pertumbuhan IHSG nampaknya semakin membaik. Para analis pun optimis, meskipun harus tetap waspada terhadap perubahan dalam dinamika ekonomi global.
Beragam faktor yang mempengaruhi pasar menunjukkan kondisi yang tidak monoton. Kebijakan ekonomi domestik dan luar negeri akan terus menjadi perhatian bagi para investor, yang mencari peluang terbaik untuk menanamkan modal mereka.
Perkembangan di bursa saham, baik dari sisi perusahaan yang melakukan IPO maupun data makro ekonomi, memberikan pijakan yang kuat untuk pertumbuhan IHSG ke depan. Namun, investor perlu memonitor berbagai indikator dengan cermat agar dapat mengambil keputusan yang tepat.