Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa yang sangat baik pada Rabu, 14 Mei 2025, setelah periode libur panjang Hari Waisak. Terjadi lonjakan yang signifikan, di mana IHSG melesat 2,15% ke level 6.979,88. Dalam perjalanannya, indeks ini bahkan sempat menyentuh angka tertinggi harian di 6.987,78, dan diperdagangkan di titik terendah pada 6.914,75. Peningkatan ini tampaknya didorong oleh aksi beli yang agresif dari para investor asing.
Volume perdagangan saham pada hari itu mencapai angka yang mencolok, yaitu 29,32 miliar saham, dengan nilai transaksi harian mencapai Rp 17,93 triliun. Lebih jauh, total frekuensi perdagangan yang tercatat mencapai 1,47 juta kali. Seiring dengan pertumbuhan IHSG yang kuat ini, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) juga ikut meroket ke angka Rp 12.111 triliun. Ini menunjukkan bahwa pasar saham domestik mendapatkan momentum positif yang signifikan.
Kenaikan indeks ini didorong oleh performa sembilan sektor yang mencatatkan penguatan. Sektor energi, yang menjadi pemimpin dengan kenaikan mencapai 3,07%, menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Diikuti oleh sektor keuangan yang juga menguat 2,54%, dan sektor transportasi serta logistik yang naik 2,11%. Meskipun demikian, terdapat dua sektor yang mengalami penurunan, yaitu sektor teknologi yang melemah 0,09%, serta sektor barang kesehatan yang turun tipis sebesar 0,08%. Penurunan di kedua sektor ini layak dicermati sebagai indikator bahwa masih ada ketidakpastian di pasar, meski secara umum, IHSG berada dalam tren positif.
Dalam konteks aksi investasi, para investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 2,83 triliun. Walaupun demikian, perlu diingat bahwa secara kumulatif, nilai jual saham oleh investor asing mencapai Rp 51,01 triliun. Hal ini menciptakan pola yang menarik, di mana meskipun IHSG mengalami kenaikan, tekanan untuk menjual saham oleh pihak asing masih cukup tinggi. Ini menunjukkan bahwa investor asing mungkin tetap berhati-hati dalam mengisi portofolio mereka di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terus berlanjut.
Tingginya ketertarikan investor asing untuk membeli saham di pasar Indonesia juga bisa menjadi tanda positif bagi kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi domestik. Aksi beli bersih tersebut mencerminkan optimisme terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa saham, di mana mereka diharapkan mampu menawarkan nilai yang lebih baik dalam jangka panjang dibandingkan dengan risiko yang ada.
Secara keseluruhan, meski terdapat sentimen negatif dari aksi lepas saham oleh investor asing, lonjakan IHSG menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia masih memiliki daya tarik. Para investor sebaiknya mempertimbangkan untuk tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi sentimen pasar, serta mengevaluasi portofolio mereka secara berkala agar dapat memanfaatkan peluang yang ada, terutama ketika keyakinan pasar kembali meningkat.