Dalam era globalisasi yang terus berkembang, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menghadapi berbagai tantangan yang signifikan. Salah satu tantangan tersebut adalah pentingnya diversifikasi pasar ekspor. Produk TPT perlu dipasarkan tidak hanya ke negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Turki, dan China, tetapi juga ke negara lain seperti Malaysia dan Jepang. Strategi ini sangat penting untuk mengantisipasi dampak deglobalisasi yang tengah berlangsung, yang dapat mengurangi aspek keadilan dalam perdagangan global.
Dalam konteks ini, peran sektor jasa keuangan, terutama perbankan, semakin diakui sebagai penggerak utama dalam memperkuat pembiayaan dan struktur bisnis di industri TPT. Menurut pandangan para ahli, sinergi antara industri perbankan dan pelaku industri TPT perlu dikuatkan agar penyaluran pembiayaan lebih tepat sasaran. Ini penting agar pertumbuhan sektor riil dapat berlangsung secara berkelanjutan.
Dian, seorang pakar di bidang tersebut, menekankan bahwa selain perbaikan dalam akses pembiayaan, penguatan manajemen risiko dan penerapan prinsip kehati-hatian juga sangat penting. Hal ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan dan stabilitas dalam pembiayaan yang diberikan.
Data terkini menunjukkan bahwa hingga Maret 2025, total kredit yang disalurkan kepada industri TPT dan alas kaki telah mencapai angka yang signifikan, yaitu Rp160,41 triliun. Angka ini mencerminkan sekitar 2,03 persen dari total kredit perbankan nasional. Ini adalah indikasi positif mengenai pertumbuhan industri TPT yang semakin terlihat di tengah ketidakpastian global.
Kontribusi industri TPT terhadap penyediaan lapangan kerja juga tidak kalah penting. Diperkirakan pada tahun 2024, industri ini mampu menyerap sekitar 4 juta tenaga kerja, yang setara dengan 32,79 persen dari total tenaga kerja di sektor padat karya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya industri TPT dalam menciptakan peluang kerja dan juga moda pendapatan bagi masyarakat.
Pada bulan Maret 2025, pertumbuhan industri TPT tampak lebih positif dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan mencapai 4,64 persen year-on-year, sebuah peningkatan dari 4,26 persen pada tahun 2024. Selain itu, kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga menunjukkan angka yang menjanjikan, yaitu sebesar 1,02 persen. Ini menjadi indikator bahwa potensi industri TPT masih sangat besar untuk terus berkembang di masa depan.
Dalam rangka memaksimalkan pertumbuhan ini, kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, dari pemerintah hingga industri, sangat diperlukan. Kebijakan yang mendukung inovasi dan investasi dalam sektor TPT akan menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing dan memenuhi kebutuhan pasar global yang terus berubah. Jika langkah-langkah ini diambil dengan serius, harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi industri TPT dan perekonomian secara keseluruhan akan semakin nyata.