Jakarta – Dalam sepekan terakhir, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan tren positif. Antara 12 hingga 16 Mei 2025, Rupiah mengalami penguatan sebesar 0,72 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa dolar AS mengalami pelemahan seiring dengan meningkatnya kepercayaan investor terhadap mata uang Indonesia.
Penguatan Rupiah ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk ekspektasi pasar terhadap pelonggaran kebijakan moneter di AS serta meningkatnya aliran investasi asing ke pasar domestik. Perubahan ini memberikan angin segar bagi perekonomian Indonesia, terutama di tengah ketidakpastian global yang masih berlangsung.
Kondisi Rupiah Sehari-hari
Pada Selasa, 13 Mei 2025, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS masih berada di level yang cukup tinggi. E-rate dari BCA mencatat kurs beli di Rp16.470 dan kurs jual di Rp16.690, sementara di Bank BRI, kurs beli tercatat di Rp16.478 dan kurs jual di Rp16.579. Meskipun angka tersebut masih tertekan, ini menjadi indikator awal bahwa potensi penguatan sedang mengincar pasar.
Dengan harapan baru, pada Rabu, 14 Mei 2025, Rupiah mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Nilai tukar dibuka dengan penguatan 45 poin, mencapai Rp16.582 per dolar AS, dari penutupan sebelumnya di Rp16.627. Ini menjadi sinyal bahwa pasar mulai merespons positif terhadap tren global dan investor terlihat lebih optimis.
Penampakan penguatan Rupiah berlanjut pada hari Kamis, 15 Mei 2025. Kurs ditutup menguat 33 poin ke posisi Rp16.528 per dolar AS. Bahkan, di perdagangan intraday, Rupiah sempat menyentuh level Rp16.511, menunjukkan bahwa para investor beralih ke aset yang dianggap lebih berisiko. Kecenderungan ini menjadi dasar bagi optimisme lebih lanjut terhadap nilai Rupiah.
Momentum Puncak Penguatan
Puncak penguatan Rupiah terjadi pada hari Jumat, 16 Mei 2025. Nilai tukar ditutup secara signifikan menguat sebesar 84 poin atau sekitar 0,51 persen, di posisi Rp16.445 per dolar AS. Kinerja akhir pekan ini menandai performa mingguan yang paling baik yang pernah dicapai oleh Rupiah dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini tidak hanya mencerminkan kekuatan mata uang, tetapi juga memperlihatkan kepercayaan investor yang semakin meningkat terhadap perekonomian Indonesia.
Secara keseluruhan, penguatan Rupiah selama sepekan menunjukkan sinyal positif di tengah kondisi global yang tidak menentu. Adanya sentimen positif, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, menjadi faktor penopang yang penting bagi pergerakan nilai tukar. Dengan adanya aliran modal asing yang masuk, diharapkan ini bisa terus mendukung kestabilan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Performa Rupiah dalam sepekan terakhir membuat banyak pelaku pasar berharap adanya konsistensi serta strategi yang tepat untuk menjaga dan meningkatkan nilai tukar mata uang ini. Dalam situasi yang dinamis seperti ini, pengamatan terhadap kebijakan ekonomi dan moneter yang diterapkan pemerintah akan menjadi hal yang sangat penting untuk mengantisipasi perkembangan berikutnya.