Jakarta – Pasca libur panjang Waisak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pergerakan yang sangat positif. Dalam sesi perdagangan pada hari Rabu, 14 Mei 2025, IHSG mencatat angka penutupan yang mencapai 6.979,88, tumbuh sebesar 2,15% dari posisi sebelumnya. Ini menunjukkan optimisme yang kuat di kalangan investor, terutama setelah periode liburan yang panjang.
Situs data RTI mencatat bahwa indeks saham LQ45, sebagai salah satu indikator kinerja pasar saham, juga naik signifikan hingga 2,84% dan berada di level 787,07. Dalam jam perdagangan tersebut, IHSG mencapai puncaknya di angka 6.987,78 dan terendah di 6.914,75, menunjukkan volatilitas yang wajar namun masih dalam jalur positif.
Kesuksesan ini didukung oleh penguatan 418 saham, sementara 218 saham mengalami penurunan, dan 166 saham tetap bertahan di posisi yang sama. Dengan total frekuensi perdagangan mencapai 1.499.383 kali dan volume perdagangan yang mencatatkan angka 30 miliar saham, aktivitas pasar menunjukkan dinamika yang cukup hidup.
Nilai transaksi harian untuk saham ditempatkan di angka Rp 18 triliun. Apresiasi ini juga didorong oleh minat investor asing yang mencapai total aksi beli sebesar Rp 2,83 triliun pada hari itu. Namun, perlu dicatat bahwa untuk keseluruhan tahun 2025, investor asing masih mencatatkan aksi jual mencapai Rp 51,01 triliun, yang menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan minat asing terhadap pasar saham Indonesia.
Analisis sektor menunjukkan mayoritas sektor saham mengalami penguatan yang signifikan. Meskipun sektor kesehatan turun 0,32% dan sektor teknologi mengalami penyusutan sebesar 1,04%, sektor energi mencatatkan kenaikan tertinggi di angka 3,14%. Hal ini menunjukkan bahwa energi tetap menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan di pasar saham saat ini.
Disusul dengan sektor keuangan yang naik 2,48%, sektor transportasi 2,27%, serta sektor infrastruktur yang juga mengalami kenaikan sebesar 2,17%. Sektor basis industri yang mencatatkan pertumbuhan 0,87%, dan sektor konsumsi non-siklikal serta siklikal masing-masing mengalami kenaikan 1,295% dan 0,815% semakin menambah optimisme pasar. Sektor properti pun tidak ketinggalan dengan pertumbuhan 1,75%.
Dalam konteks penguatan IHSG ini, emiten bank milik negara menjadi sorotan utama. Saham BBNI, misalnya, melambung cukup signifikan dengan peningkatan 6,59% ke posisi Rp 4.370 per saham. Dengan pembukaan awal yang sudah menunjukkan tren positif di angka Rp 4.180, saham BBNI mencatatkan level tertinggi di Rp 4.370 dan terendah di Rp 4.160. Total frekuensi perdagangan untuk saham ini juga tinggi, mencapai 29.788 kali, dengan volume mencapai 1.794.654 saham. Nilai transaksi untuk BBNI pun tidak kalah menarik, yakni Rp 764,5 miliar.
Secara keseluruhan, perkembangan ini memberikan gambaran jelas tentang dinamika yang berlangsung di pasar saham Indonesia. Dengan adanya pertumbuhan yang signifikan di berbagai sektor, para investor diharapkan bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan portofolio mereka. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan mengingat fluktuasi yang mungkin terjadi, serta aksi jual yang masih mencolok dari investor asing. Melalui pemahaman yang lebih baik terhadap kondisi pasar, diharapkan semua pihak dapat mengambil keputusan investasi yang lebih bijak dan strategis ke depannya.