Program Dewan Ekonomi Berkelanjutan (DEB) yang diterapkan oleh Pertamina di daerah Peguyangan telah membawa perubahan signifikan bagi masyarakat setempat. Lurah Peguyangan, I Gede Sudi Arcana, dalam penjelasannya mengemukakan bahwa program ini berhasil mengurangi biaya operasional para petani hingga mencapai Rp700 ribu setiap bulan. Dengan penekanan ini, para petani dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas hasil pertanian mereka.
Salah satu pencapaian yang luar biasa adalah peningkatan produksi padi organik. Program DEB Uma Palak menunjukkan hasil yang sangat memuaskan, di mana produksi padi organik meningkat 2,3 kali lipat, dari 5,1 ton per hektare menjadi 7,5 ton per hektare. Luas area sawah yang dikelola secara berkelanjutan kini mencapai lima hektare, dan hasil panen ini berhasil menciptakan omzet yang signifikan, yaitu mencapai Rp476 juta per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang baik dan dukungan yang tepat, hasil pertanian dapat meningkat drastis.
Dari segi operasional, masyarakat juga mulai menggunakan traktor elektrik untuk mengolah lahan mereka. Metode ini terbukti efisien, mengurangi biaya pengelolaan dari Rp25 ribu per are menjadi hanya Rp15 ribu per are. Dengan fasilitas ini, para petani tidak hanya menghemat biaya tetapi juga meningkatkan efisiensi dalam proses bertani, yang pada gilirannya berkontribusi pada peningkatan produktivitas.
Tidak hanya berfokus pada pertanian, DEB Uma Palak juga telah berkembang menjadi kawasan ekowisata edukatif. Lurah I Gede Sudi Arcana menjelaskan bahwa area ini kini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti ruang terbuka hijau, jalur jogging, area kafe, dan camping ground. Kompleksitas ini berhasil menarik perhatian wisatawan, dengan total kunjungan mencapai 72 ribu orang setiap tahunnya. Fenomena ini berdampak positif pada perekonomian lokal, di mana pendapatan warga meningkat sebesar Rp64 juta per tahun.
Dengan berbagai inovasi dan pendekatan yang diterapkan melalui program DEB, masyarakat Peguyangan tidak hanya mengalami peningkatan dalam sektor pertanian tetapi juga dalam aspek pariwisata. Hal ini membuktikan bahwa kolaborasi antara teknologi yang ramah lingkungan dan praktik berkelanjutan dapat menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan. Nampaknya, dengan arah yang tepat, masa depan kawasan ini dapat diperoleh dari keberlanjutan produk lokal yang ada serta potensi yang terus dikembangkan.